Tuesday, February 23, 2016

MAKALAH: JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI

A.    PENGERTIAN JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI
Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau peranan tertentu.Diantara orang-orang ini saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi  organisasi (Muhammad). Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi.Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi formal dan komunikasi informal.
A.    Jaringan Komunikasi Formal

“Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal.Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal” (Muhammad).
Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu:
1.     Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari atasan atau pimpinan kepada bawahannya.Pada umumnya komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum. Menurut Lewis tujuan komunikasi ke bawah adalah:
“Tujuan komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan tujuan organisasi, merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan” (Muhammad).
Secara umum komunikasi ke bawah diklasifikasikan atas lima tipe yaitu:
a. Instruksi atau tugas, yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan yang disampaikan itu bervariasi seperti perintah langsung, deskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebagainya. Faktor yang prinsipal adalah mempengaruhi isi dari instruksi tugas-tugas yang kelihatannya kompleks dan menghendaki keterampilan dan pengalaman untuk melakukannya.
b. Rasional pekerjaan, yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi, kualitas dan kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap bawahannya pemalas, maka pimpinan hanya memberikan sedikit pesan yang bersifat rasional ataupun sebaliknya.
c. Ideologi, yaitu pesan yang merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi.Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.
d. Informasi, yaitu pesan yang memberitahukan kepada bawahan mengenai praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional. Misalnya buku handbook dari karyawan adalah contoh dari pesan informasi.
e. Balikan, yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah memuaskan.Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap karyawan tersebut.   (Muhammad).
Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan tidak selalu berjalan lancar, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut:
a.      Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. Umumnya pimpinan tidak begitu memperhatikan arus komunikasi ke bawah.Pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas.Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas pesan tersebut tidak disampaikan, misalnya seorang pemimpin mengirim pesan untuk memotivasi karyawan guna penyempurnaan produksi, tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam mengatasi masalah-masalah organisasi.
b.     Kepercayaan pada pesan tulisan
Kebanyakan para pemimpin lebih percaya pada pesan tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka. Hasil penelitian Dahle (1981) menunjukkan bahwa pesan akan lebih efektif jika disampaikan dalam bentuk lisan dan tulisan.
c.      Pesan yang berlebihan
Banyaknya pesan-pesan yang disampaikan kepada bawahan, maka para karyawan cenderung tidak membaca semuanya dan hanya membaca pesan yang dianggap penting bagi dirinya.Hal ini membuat informasi yang disampaikan tidak mengenai sasaran yang diinginkan.
d.     Timing
Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah.Pimpinan hendaknya mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan.Pesan seharusnya dikirimkan ke bawah pada saat saling menguntungkan kedua belah pihak yaitu pimpinan dan karyawan.
e.      Penyaringan
Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah semuanya diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan. Penyaringan pesan dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor diantaranya, perbedaan persepsi diantara karyawan, jumlah mata rantai dalam jaringan komunkasi dan perasaan kurang percaya kepada supervisor.(Muhammad)
Adanya gangguan dalam penyampaian pesan dari atasan kepada bawahan, maka pimpinan perlu memperhatikan cara-cara penyampaian pesan yang efektif. Menurut Davis (1976) memberikan saran-saran untuk mengatasi masalah tersebut sebagai berikut:
a. Pimpinan hendaklah sanggup memberikan informasi kepada karyawan apabila dibutuhkan mereka. Jika pimpinan tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan mereka dan perlu mengatakan terus terang dan berjanji akan mencarikannya.
b.   Pimpinan hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan. Pimpinan hendaklah membantu karyawan merasakan bahwa diberi informasi.
c. Pimpinan hendaklah mengembangkan suatu perencanaan komunikasi, sehingga karyawan dapat mengetahui informasi yang dapat diharapkannya untuk diperoleh berkenaan dengan tindakan-tindakan pengelolaan yang mempengaruhi mereka.
d. Pimpinan hendaklah berusaha membentuk kepercayaan diantara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang bersifat terbuka yang mempermudah adanay persetujuan antara atasan dan bawahan.(Muhammad)
Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan berbagai metode.Pace (1989) mengemukakan empat klasifikasi metode yaitu metode lisan, tulisan, gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar. Bentuk komunikasi yang biasa digunakan dalam tiap metode lisan yaitu: rapat, diskusi, seminar, konferensi, interview, telepon, sistem interkom, kontak interpersonal, laporan lisan, ceramah. Bentuk komunikasi metode tulisan yaitu: surat, memo, telegram, majalah, surat kabar, deskripsi pekerjaan, panduan pelaksanaan pekerjaan, laporan tertulis, pedoman kebijaksanaan. Sedangkan bentuk komunikasi metode gambar yaitu: grafik, poster, peta, film, slide, display, foto.
Untuk menentukan metode yang tepat digunakan oleh pemimpin ada krieria yang dapat digunakan sebagai berikut:
a. Ketersediaan       :Metode yang sudah tersedia dalam suatu organisasi lebih cenderung untuk digunakan. Bila diperlukan dapat ditambah dengan metode lain untuk menjadikan lebih efektif.
b. Biaya                  : Pertimbangan biaya yang paling kurang akan cenderung dipilih untuk menyebarluaskan informasi yang bersifat rutin dan tidak mendesak. Tetapi bila informasi yang akan dikomunikasikan tidak bersifat rutin dan mendesak, maka soal biaya tidak begitu dipertimbangkan yang penting informasi cepat sampai.
c. Dampak              : Metode yang memberikan dampak atau kesan yang lebih besar akan sering dipilih atau digunakan daripada metode yang sedang atau kurang dampaknya.
d. Relevansi            : Metode yang paling relevan dengan tujuan yang akan dicapai paling sering dipilih. Misalnya untuk memberikan informasi yang pendek mungkin lebih tepat digunakan metode lisan yang diikuti dengan memo.Tetapi jika tujuan untuk memberikan informasi yang kompleks dan rinci maka lebih tepat menggunakan metode laporan secara tertulis.
e. Respons              : Pemilihan metode juga dipengaruhi oleh apakah respons terhadap informasi itu diinginkan atau diperlukan. Bila diinginkan maka metode lisan secara tatap muka lebih tepat digunakan mungkin dalam bentuk interpersonal atau rapat.
f. Skil                      : Metode yang paling cocok digunakan adalah metode yang paling sesuai dengan skil si penerima dan si pengirim. Bila si penerima mempunyai latar belakang pendidikan yang kurang, maka metode tulisan yang bersifat kompleks kurang tepat untuk digunakan (Muhammad).
2. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu seperti yang dikemukakan menurut Pace (1989) fungsinya adalah sebagai berikut:
a.  Supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
b. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan.
c.  Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karaywan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, menajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.
d.  Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e.  Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah.
f.  Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.     (Muhammad)
Menurut pendapat ahli lain yaitu Smith (Goldhaber, 1986) mengatakan bahwa komunikasi keatas berfungsi sebagai berikut:
“Komunikasi ke atas berfungsi sebagai balikan bagi pimpinan memberikan petunjuk tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dapat memberikan stimulus kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi departemennya atau organisasinya” (Muhammad).
Hal yang seharusnya dikomunikasikan ke atas adalah informasi dari bawahan sebagai berikut:
a. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang dicapainya, kemajuan mereka dan rencana masa yang akan datang.
b. Menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan yang mungkin memerlukan bantuan tertentu.
c. Menawarkan saran-saran atau ide-ide bagi penyempurnaan unitnya masing-masing atau organisasi secara keseluruhan.
d. Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai pekerjaannya, teman sekerjanya dan organisasi. (Muhammad).
Pada kenyataannya komunikasi ke atas banyak menemukan kendala. Hal ini menyebabkan pemimpin tidak mengetahui apa yang menjadi keinginan karyawan. Kesulitan mendapatkan informasi tersebut menurut Sharma (1979) disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

a. Kecendrungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya.
b. Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik dengan masalah mereka.
c.  Kurangnya penghargaan atau reward terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas.
d. Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima dan merespons terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan (Muhammad).
Disamping sulitnya mendapatkan komunikasi ke atas, komunikasi yang disampaikan belum tentu efektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi ke atas adalah sebagai berikut:
            Komunikasi keatas lebih mungkin digunakan oleh pembuat keputusan pengelolaan, apabila pesan itu disampaikan tepat pada waktunya.
            Komunikasi ke atas bersifat positif, dan mengabaikan atau menekankan informasi yang bersifat negatif guna membuat keputusan.
            Komunikasi ke atas lebih mungkin diterima, jika pesan itu mendukung kebijaksanaan yang baru.
            Komunikasi ke atas mungkin akan lebih efektif, jika komunikasi itu langsung kepada penerima yang dapat berbuat mengenai hal itu.
            Komunikasi ke atas akan lebih efektif, apabila komunikasi itu mempunyai daya tarik secara intuitif bagi penerima. Pesan dari bawahan lebih siap diterima jika mereka setuju. (Muhammad).
Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting bagi pemimpin untuk mengetahui keinginan karyawan dalam mencapai tujuan.
3.     Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi (Muhammad). Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal.Pesan ini biasanya bersangkutan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.
Ø  Tujuan Komunikasi Horizontal:
a. Mengkoordinasikan tugas-tugas.
b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas.
c.  Memecahkan masalah-masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada dalam tingkatan yang sama.
d. Menyelesaikan konflik diantara orang-orang yang berada dalam organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya.
e.  Menjamin pemahaman yang sama.
f.  Mengembangkan sokongan interpersonal (Muhammad).
Metode komunikasi horizontal yang sering digunakan dalam suatu organisasi yaitu rapat-rapat komite, interaksi informal pada waktu jam istirahat, percakapan telepon, memo dan nota, aktivitas sosial, kelompok mutu (Muhammad).
Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara bagian-bagian dalam organisasi. Seperti bentuk komunikasi lain, komunikasi horizontal juga memiliki hambatan dalam pelaksanaannya seperti menurut pendapat Kahn dan Katz dalam buku Komunikasi Organisasi oleh Dr. Arni Muhammad yang mengatakan bahwa:
“Organisasi yang agak lebih otoriter akan mengontrol dengan ketat komunikasi horizontal, karena semakin tinggi tingkat pimpinan makiin banyak informasi yang tentang bagian-bagian yang dibawah kontrolnya dan makin rendah tingkat pimpinan makin sedikit informasi yang dikenalnya. Keterbatasan informasi menambah kekuasaan bagi pimpinan untuk berkuasa” (Muhammad).
Komunikasi horizontal akan bertambah karena kekuasaan atau otoritas sentralisasi menjadi berkurang.
B. Jaringan Komunikasi Informal
Apabila karyawan tidak mengajukan pertanyaan dalam pelaksanaan tugasnya dan tidak ada pula masalah yang akan dipecahkannya, maka pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah menyangkut hal-hal formal lagi, tetapi sudah dapat dikatakan informal karena sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan dengan tugas-tugasnya.
“Bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi.Informasi mengalir tanpa memperhatikan hubungan posisi.Jaringan komunikasi lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin.Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah yang berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan oleh orang yang berkuasa” (Muhammad).
Walaupun desas-desus (grapevine) itu membawa informasi yang informal tetapi ada manfaatnya bagi organisasi.Adanya jaringan komunikasi informal pemimpin dapat mengetahui sentimen karyawan, karyawan dapat menyalurkan ekspresi emosional dari pesan-pesan yang dapat mempercepat permusuhan, dapat membantu menerjemahkan pengarhan pemimpin ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh karyawan.Hubungan yang efektif antara atasan dan bawahan kelihatannya sangat kursial untuk mengontrol informasi informal.
(Sumber tulisan : Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara, Jakarta.)
Komunikasi dapat ditransmisikan dalam sejumlah arah dalam suatu organisasi: bawah atau ke atas rantai organisasi. Horizontal untuk rekan-rekan di dalam atau di luar unit organisasi, atau dari unit luar lokasi organisasi formal itu. Saluran komunikasi dapat bersifat formal informal, tergantung cara mereka menghubungkan jaringan. Jaringan adalah sistem jalur komunikasi yang menghubungkan pengirim dan penerima menjadi organisasi sosial yang berfungsi.Jaringan ini mempengaruhi perilaku individu yang bekerja di dalamnya, dan posisi yang ditempati individu dalam jaringan memainkan peran kunci dalam menentukan perilaku mereka dan perilaku orang-orang yang mereka pengaruhi.
Jaringan komunikasi merupakan faktor dalam situasi yang dapat bervariasi secara independen dari tugas atau gaya kepemimpinan dalam kelompok, meskipun biasanya erat terkait dengan itu. Ketika tugas membutuhkan jenis tertentu dari jaringan komunikasi untuk kinerja optimal.gaya pemimpin cenderung untuk menempatkan batasan pada frekuensi, durasi, dan arah komunikasi anggota. Namun, semua tiga variabel.tugas, jaringan komunikasi, dan kepemimpinan, adalah serupa bahwa mereka adalah cara untuk memanipulasi situasi untuk kelompok dengan menetapkan norma-norma untuk bentuk dan isi interaksi.
Ada beberapa cara untuk melihat jaringan komunikasi Pertama kita bisa memikirkan semua komunikasi organisasi yaitu internal, eksternal keatas, ke bawah, dan horizontal--sebagai jaringan yang dikelola dari arus informasi. Kedua kita dapat melihat sistem komunikasi organisasi sebagai jumlah dari kelompok subsistem jaringan komunikasi fungsional yang terkait dengan satu atau lebih tujuan organisasi.Ketiga, kita dapat memeriksa kategori utama untuk mengklasifikasikan tujuan yang berbeda dari anggota organisasi.Empat, Kita bisa mempertimbangkan efek jaringan komunikasi tertentu pada kinerja kelompok.
Sebelum melihat jaringan komunikasi organisasi, alangkah baiknya, kita perlu memahami hubungan antara bentuk jaringan dan fungsi pelaksanaannya.Bagaimana kelompok terstruktur memiliki banyak kaitannya dengan efektivitas dalam melaksanakan tugasnya, dan dengan kepuasan yang diperoleh kepada para anggotanya.Bentuk yang usang memiliki banyak kaitannya dengan kegagalan untuk berfungsi dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitar.Organisasi sosial dapat menjadi usang dalam bentuk, dan membawa kepunahan mereka sendiri.Prinsip ini sering ditunjukkan pada tingkat subsistem yang kita sebut jaringan.
Oleh karena itu kita akan menyadari bahwa tidak ada pola universal. Dari himpunan spesifikasi kita mungkin bukan hanya memperoleh pola komunikasi tunggal tetapi seluruh pola, Secara logis semua cukup memadai untuk menunjang kinerja yang sukses dari suatu tugas.
B.    JARINGAN PENGELOLAAN INFORMASI
Sejak penemuan mesin fotokopi dan kemudian komputer, manajer telah mencari cara yang lebih sistematis untuk menangani komunikasi organisasi. Karena komunikasi adalah cara manajemen membuat setiap pekerjaan dapat terselesaikan. Kebanyakan manajer akan setuju dengan Chester Barnard: "Fungsi pertama dari eksekutif adalah untuk mengembangkan dan memelihara sistem komunikasi" Pekerjaan ini tidak mudah.
Melihat komunikasi organisasi sebagai jaringan informasi yang teratur menyiratkan sifat dinamis dari perilaku organisasi.Ini juga menegaskan penerimaan dua hal berikut. Pertama, informasi adalah komoditas yang harus berpindah dari orang satu ke orang yang lain dan dari departemen ke departemen. Kedua, Komunikasi adalah kegiatan yang mirip dengan kegiatan organisasi lainnya yaitu, penjualan pemasaran, keuangan, produksi.Sehingga harus ada departemen komunikasi dengan wewenang, tanggung jawab, dan anggaran untuk mengelola komunikasi organisasi.
Pembangunan jaringan informasi yang dikelola akan berdasar pada pertanyaan kritis tertentu. yaitu : 1). Bagian mana pada perusahaan yang tergantung pada informasi dan apa pihak apakah itu ingin mendapatkan informasi ke? 2). Jenis informasi apakah yang diinginkan dari mereka dan informasi seperti apakah yang mereka inginkan? 3). Saluran apa yang harus digunakan dalam alur informasi, yaitu, di mana seharusnya memulai informasi atau asal mulanya, melalui perantara apa informasi itu disampaikan, siapa penerima utama?  4). sarana komunikasi apa yang seharusnya digunakan: radio, koran, memo, konferensi, wawancara, surat atau kombinasi dari mereka? 5). Kontrol apa yang harus dimasukkan ke dalam sistem ini sehingga perusahaan dapat mengevaluasi efektivitas dan efisiensi berdasarkan kriteria tertentu dan dalam hal tujuan tertentu?
Salah satu keuntungan untuk membangun sistem seperti ini akan menjadi identifikasi di mana masalah komunikasi itu berada, apakah itu kebuntuan, berlebihan, kesenjangan. Hal ini juga memungkinkan untuk koordinasi pesan dalam organisasi.Selain itu, manajemen dapat mengevaluasi hasil kinerja komunikasi.

C.       JARINGAN FUNGSIONAL KOMUNIKASI
Karena setiap sistem komunikasi organisasi adalah jumlah dari kelompok subsistem, akan bermanfaat untuk mengetahui sesuatu tentang empat subsistem komunikasi utama. Jaringan komunikasi fungsional adalah: Jaringan regulasi, jaringan inovatif, integratif (maintenance) jaringan, dan-informatif-edukatif jaringan. Masing-masing jaringan ini terkait dengan satu atau lebih tujuan organisasi (yaitu, kesesuaian, addictiveness, moral, dan pelembagaan)
Jaringan komunikasi regulatif berkaitan dengan tujuan organisasi mengamankan kesesuaian dengan rencana.untuk menjamin produktivitas. Hal ini berkaitan dengan kontrol. Pesanan, dan bentuk lain dari arah dan umpan balik antara bawahan dan atasan dalam kegiatan tugas terkait. Contoh komunikasi regulatif adalah pernyataan kebijakan, prosedur, dan aturan.
Jaringan komunikasi yang inovatif berusaha untuk menjamin kemampuan beradaptasi suatu organisasi dengan variatifnya pengaruh internal dan eksternal (teknologi, sosiologis, pendidikan, Ekonomi, politik) dan sebagainya memberikan kontribusi untuk terus produktif dan efektif.Hal ini berkaitan dengan pemecahan masalah, adaptasi terhadap perubahan, dan strategi dan pelaksanaan pengolahan ide baru.Beberapa contoh adalah sistem saran dan pertemuan pemecahan masalah partisipatif.
Jaringan komunikasi Integratif (maintenance) adalah berhubungan dengan perasaan untuk diri, rekan, dan pekerjaan, dan secara langsung berkaitan dengan tujuan organisasi semangat kerja karyawan.Hal ini secara tidak langsung terkait dengan pelembagaan, yang melibatkan penerimaan organisasi dengan nonanggota seperti masyarakat dan pemerintah unit.Hal ini dimanifestasikan dengan perilaku yang mendukung dan mempertahankan diri yang berkisar dari desas-desus dan status simbol informal untuk penghargaan dan unsur-unsur realisasi diri dan manusia-pemenuhan sangat terlihat.Beberapa contoh adalah selentingan, pujian dari atasan, dan promosi.
Alat bantu jaringan komunikasi informatif-edukatif dalam mengamankan tujuan organisasi kesesuaian, kemampuan beradaptasi, moral, dan pelembagaan, dan dengan demikian bekerja untuk produktivitas dan efektivitas tingkat yang lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan mendapatkan dan memberikan informasi tidak terkait dengan jaringan komunikasi lainnya, dan termasuk instruksi yang memungkinkan bawahan untuk benar melaksanakan persyaratan kerja: misalnya; pemberitahuan papan buletin, publikasi perusahaan, dan kegiatan pelatihan.
Masing-masing jaringan ini terdiri dari kebijakan komunikasi tertentu, dan tujuan organisasi menentukan tujuan jaringan komunikasi khusus.Dengan demikian, seperti yang kita lihat di bagian sebelumnya.manajer yang membangun jaringan informasi yang dikelola akan lebih mampu.

D.    DIMENSI JARINGAN KOMUNIKASI
Beberapa tahun terakhir ditandai dengan meningkatnya perhatian pada detail pekerjaan di suatu organisasi bisnis dan pola komunikasi dalam struktur tersebut. Oleh karena itu, dua daerah yang harus diperhatikan adalah kategori utama untuk mengklasifikasikan tujuan yang berbeda dari jaringan komunikasi organisasi dan peran masing-masing anggota dalam organisasi.
E.    KARAKTERISTIK JARINGAN KOMUNIKASI INDIVIDU
Tampaknya ada lima kategori utama untuk mengklasifikasikan tujuan yang berbeda dari komunikasi organisasi. Kelima kategori tersebut adalah informasi diterima atau disebarluaskan, instruksi yang diberikan atau diterima, persetujuan diberikan atau diterima, kegiatan pemecahan masalah, dan komunikasi atau desas-desus non bisnis yang terkait. Kelima kategori menunjukkan beberapa kesimpulan umum: 1). Tujuan yang komunikasi muncul terpisah menjadi empat tingkatan frekuensi. Transmisi informasi berada jauh tertinggi, diikuti oleh instruksi dan pemecahan masalah di posisi tengah, dan dengan desas-desus dan persetujuan di frekuensi terendah.Sangat sedikit variasi antara manajer dan non manajer dalam komposisi frekuensi subyek komunikasi mereka. 2). Komunikasi dapat mengalir ke atas atau bawah, di dalam atau di luar, atau diagonal ke dan dari. Nonmanajer membatasi komunikasi nonbisnis ke hubungan horisontal organisasi jauh lebih sering daripada manajer. 3). Keanggotaan jaringan dapat dipertimbangkan dalam hal (a) jumlah total individu dengan siapa seseorang berkomunikasi dan lokasi unit dalam organisasi, (b) tingkat organisasi dari para anggota dalam hal berkomunikasi secara vertikal, horizontal, atau diagonal , dan (c) sifat atau tujuan komunikasi. Sebagian besar keanggotaan jaringan antara rekan-rekan seseorang di unit lain (struktur horizontal) dan pada orang di tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah dalam unit selain home base sendiri (struktur diagonal). "
Karena anggota organisasi ini tidak sama dalam perilaku komunikasi mereka (yaitu, beberapa berkomunikasi lebih daripada yang lain), ada beberapa peran komunikasi individual untuk dipertimbangkan.


a.     Peran Komunikasi
Peran adalah suatu pola perilaku yang mencirikan tempat individu dalam kelompok.Peran Seorang anggota memiliki implikasi yang kuat pada pengembangan perilaku individu tersebut. Peran ini umumnya diklasifikasikan menjadi tiga pos yang luas: peran tugas, peran pemeliharaan, dan peran individu.
b.     Peran Tugas
Peran tugas berkaitan dengan pemecahan masalah, membuat keputusan, dan menyelesaikan proyek.Peran ini memfasilitasi dan mengkoordinasikan upaya kelompok, mereka membantu pemilihan dan definisi tujuan. Peran tugas meliputi tiga jenis perilaku: ideation, berpikir kritis dan pengaturan prosedur.
Ideation : 1). Memulai aktivitas-memulai diskusi, mendefinisikan masalah, menetapkan aturan, menyumbangkan ide-ide, mengusulkan tugas, tujuan, prosedur, metode, dan solusi. 2). pencarian-informasi yang diperlukan meminta materi faktual dan data objektif. 3). Memberikan informasi-mengajukan pendapat, keyakinan, atau generalisasi, memberikan informasi yang relevan tentang perhatian kelompok.
Berpikir Kritis : 1). Mencari pendapat-meminta pendapat akan nilai suatu ide atau saran, membantu kelompok mencari tau apa yang anggota pikirkan atau rasakan tentang apa yang sedang dibahas. 2). Memberikan pendapat-menyatakan pendapat dan keyakinan sendiri, mengungkapkan penilaian tentang sikap kelompok terhadap saran, mengevaluasi. 3). Penalaran logis -pengujian bukti dan pendapat. 4). Memperjelas atau mengelaborasi-memberikan informasi tambahan tentang saran tertentu, mengembangkan makna, mengurangi kebingungan.

Pengaturan Prosedur : 1). Pengorganisasian-perencanaan prosedur pemecahan masalah. 2). Goal fokus-mendorong kelompok untuk mendefinisikan masalah dan dirumuskan tujuannya. 3). Meringkas-ulangan dalam bentuk singkat poin penting yang digunakan untuk memandu arah diskusi.

c.      Peran Pemeliharaan
Sedangkan peran tugas fokus pada cerdas pencapaian tujuan pemecahan masalah, peran pemeliharaan fokus pada hubungan pribadi di antara anggota kelompok. Peran-peran ini dirancang untuk mempertahankan, memperkuat, mengatur, dan melestarikan cara kelompok kerja. Mereka memungkinkan kelompok untuk mengerjakan tugasnya tanpa menjadi bergerak karena perilaku sosial yang tidak pantas.Peran pemeliharaan kelompok meliputi dua prilaku­iors-partisipasi interaksi dan iklim pembuatan.
Partisipasi / Interaksi : 1). Redaksi-menjaga saluran komunikasi terbuka antara semua anggota, membantu orang lain untuk menyumbangkan ide-ide dan berpartisipasi dalam diskusi. 2). Mendorong-Menunjukkan pengakuan dan dedikasi kepada setiap kontribusi anggotanya, memfasilitasi interaksi, mempertahankan suasana yang bersahabat hangat, santai, acceptive, dan permisif. 3). Memperhatikan-Mendengarkan dengan penuh perhatian dari semua kontribusi.
Pembuatan Iklim  : 1). Mediasi-memfokuskan perhatian pada isu-isu, bukan kepribadian. 2). Kompromi-mencoba untuk mendamaikan pandangan yang saling bertentangan dan berusaha untuk mengembangkan sebuah konsensus, atau setidaknya jalan tengah yang harmonis. 3). Melepaskan Ketegangan-mengurangi formalitas dan perbedaan status, menghibur yang lain dengan humor yang konstruktif.
d.     Peran Individu
Selain peran kelompok sebelumnya, mungkin ada peran “egois” tertentu.Kegiatan ini tidak relevan dengan baik tugas kelompok maupun untuk fungsi kelompok. Perilaku tersebut dapat mencakup hal-hal berikut:.1). Playboying-being sinis atau acuh tak acuh, terlibat dalam permainan kasar yang berlebihan, atau memperlihatkan kurangnya keterlibatan, 2). Aggressing-Bekerja untuk status dengan membual, mengkritik, berkelahi, menunjukkan permusuhan, merendahkan orang lain. 3). Mendominasi-Menegaskan otoritas atau superioritas, mengganggu, atau memonopoli percakapan: mencoba untuk menjalankan kelompok. 4). Memblokir-penolakan untuk bekerja sama, mengganggu kemajuan kelompok dengan pergi pada garis singgung, menolak ide-ide tanpa pertimbangan. 5). Mencari perhatian-ingin menjadi pusat perhatian dengan berbicara keras atau berlebihan, ide-ide ekstrim, atau perilaku yang tidak biasa.
F.     POLA KOMUNIKASI
Sekitar tahun 1950 serangkaian penelitian dimulai yang bertujuan untuk mengisolasi dan mempelajari sifat umum sistem penanganan informasi tertentu. Tahap pertama dari program penelitian ini diarahkan pada properti dasar dari semua sistem komunikasi, bahwa koneksi atau "yang dapat berbicara kepada siapa"
G.   DAMPAK JARINGAN KOMUNIKASI TERTENTU
Untuk mencapai keputusan tentang dampak jaringan pada pengembangan struktur internal organisasi dan kinerja kelompok tugas operasi, kita perlu meninjau gambar 5.2.Pola e, sering disebut-sebagai jaringan roda.Roda dianggap paling terstruktur dan tengah.Dalam pola ini, misalnya, masing-masing empat anggota dapat berkomunikasi dengan orang kelima tetapi keempat anggota ini tidak melalukan kontak/komunikasi.Masalah ini diselesaikan oleh anggota mengirim pesan kepada anggota atas atau tengah yang membuat keputusan dan mengirimkan informasi kembali.Pola ini disebut Hierarki dua tingkat.
Pola d, jaringan rantai menempati peringkat tertinggi berikutnya dalam sentralitas. Dalam jaringan ini dua orang menjadi orang akhir, hanya memiliki satu orang lain dengan siapa mereka dapat berkomunikasi secara langsung. Mereka biasanya mengirimkan informasi kepada individu ini lain yang berfungsi sebagai perantara, mengirim pesan sendiri, bersama dengan orang-orang akhir, untuk orang kelima yang mengumpulkan informasi.
Orang pusat ini kemudian memutuskan jawaban dan mengirimkannya kembali ke orang-orang yang kemudian estafet, kirim jawaban ke orang akhir masing-masing.Dengan demikian setiap perantara berkomunikasi langsung dengan dua orang. Orang pusat juga berkomunikasi dengan dua individu, tetapi dalam posisi ini ia berada dalam kontak dekat dengan semua anggota grup.
Pola f, jaringan lingkaran, sangat kontras dengan kedua sistem jaringan yakni sistem jaringan roda dan sistem jaringan rantai.setiap anggota memiliki kesempatan komunikasi sama, masing-masing dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sebeleh kiri kanan mereka secara langsung. Anggota memiliki batasan-batasan yang identik, namun lingkaran adalah suatu kondisi kurang dibatasi. Sebagai contoh, jaringan lingkaran memiliki lebih dua arah saluran terbuka untuk memecahkan masalah-(lima)-dari empat jaringan roda dan rantai. Untuk mengatasi masalah di jaringan lingkaran, anggota biasanya menyampaikan informasi sekitar untuk semua anggota yang bertindak sebagai pusat sendiri pengambilan keputusan mereka.Pola ini disebut hierarki tiga tingkat.
Jika garis ditarik dalam jaringan lingkaran untuk menghubungkan semua orang, hasilnya akan menjadi jaringan all-channel (lihat Gambar 5-3). Dalam syistem all-channel atau bintang, pembatasan komunikasi ditempatkan pada setiap anggota. Setiap orang mengkomunikasikan informasi kepada semua orang lain secara langsung, semua anggota membentuk jawaban mereka sendiri dalam format pemecahan masalah. Sistem all-channel ini memaksimalkan peluang untuk umpan balik dan menghasilkan akurasi yang lebih besar, juga, moral biasanya pada tingkat yang lebih tinggi dalam jaringan jenis ini.
H.    SIFAT HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI
Untuk setiap pola yang terhubung, indeks penyebaran dapat dihitung Sehubungan dengan indeks ini, ada dapat dihitung untuk setiap posisi dalam setiap pola indeks sentralitas, dan indeks peripherality.Data sangat menyarankan bahwa kecepatan dengan mana organisasi muncul dan stabilitas itu ditampilkan berhubungan dengan gradien indeks sentralitas dalam pola.Dalam Bagan 5-4 indeks ini diberikan untuk setiap posisi. Perlu ditambahkan di sini bahwa dalam pola kepemimpinan yang muncul, pemimpin akan selalu menjadi orang yang menduduki posisi sentralitas tertinggi.

Sebuah kata dari hati-hati harus diberikan mengenai lambat, tidak akurat, tapi senang "lingkaran" pola.Eksperimental selanjutnya menunjukkan bahwa pola ini memiliki kemampuan yang tidak biasa untuk adaptasi terhadap perubahan mendadak dan membingungkan tugas-kualitas yang kurang dalam dua pola lainnya.

No comments:

Post a Comment