Friday, March 1, 2013
... Dialog Ulama dan Setan yang Merasuki Pemuda ...
Di zaman dahulu, ada seseorang yang kesurupan dengan hebatnya. Orang tersebut kerasukan setan hingga tak sadar apa yang dilakukannya. Warga setempat kemudian melaporkan hal ini kepada Syeikh Ibnu Taimiyah.
"Wahai Syeikh, ada seorang pemuda yang kesurupan, apa yang harus kami lakukan?" lapor para warga.
Mendapatkan laporan itu, Syeikh Ibnu Taimiyah mengirim salah seorang ulama yang masih tercatat sebagai muridnya untuk menyadarkan kembali pemuda yang kesurupan tersebut sehingga terbebas dari setan yang merasukinya.
Maka, berangkatlah sang ulama tersebut dengan diantar warga. Sesampainya di tempat, ulama itu melihat seorang pemuda yang tengah kesurupan dengan mata melotot dan suara lantang sekali.
Kerasukan Setan.
Ulama itu kemudian membacakan ayat kursi lalu disambung dengan bacaan ayat Al Qur'an lain surat Al-Mu'minun ayat 115.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
Artinya:
Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?
Usai membaca ayat-ayat tersebut, ulama itu kemudian berdialog dengan setan yang bersemayam di tubuh pemuda itu.
"Keluarlah, jasad ini tidak halal bagimu," perintah ulama itu.
Namun, setan yang merasuki pemuda itu masih saja membandel. ia tidak mau menuruti perintah sang ulama.
"Keluarlah, jika tidak, maka aku akan memukulmu," ucap sang ulama itu lagi.
Tiba-tiba saja setan tersebut menjawab,
"Ya, aku akan keluar."
Namun, setelah ditunggu beberapa lama, setan itu tidak juga keluar dari tubuh si pemuda. Maka ulama tersebut mengambil sebatang tongkat dan dipukulkan ke urat leher belakang kepala si pemuda dengan kerasnya.
Begitu kerasnya pukulan itu, membuat tangan sang ulama terasa sakit usai memukulnya. Orang-orang yang melihat kejadian itu tampak terheran-heran dengan apa yang dilakukan sang ulama.
Saat dipikul, setan mengerang kesakitan kemudain berkata,
"Aku menyukainya."
"Ya, akan tetapi dia tidak menyukaimu," ujar sang ulama.
"Aku ingin pergi haji bersama pemuda ini," kata setan lagi.
"Ya, tapi pemuda ini tidak mau pergi haji bersamamu," jawab sang ulama.
Setan itu akhirnya mengalah dan bersedia keluar dari raga si pemuda.
"Kalau begitu, aku akan meninggalkannya sebagai penghormatan kepadamu," kata setan.
"Tidak, engkau haru meninggalkannya demi mentaati Allah dan Rasul-Nya," sergah sang ulama.
"Baiklah, aku akan keluar," kata setan yang kali ini menepati perkataannya.
Dibenarkan oleh Rasulullah SAW.
Selepas dari pengaruh setan, pemuda itu tampak duduk sambil menoleh ke kiri dan ke kanan sambil berusaha memulihkan kesadarannya. Ia sangat terkejut kenapa banyak orang yang berkerumun yang mengitarinya.
"Loh, kenapa kau di sini?" tanya si pemuda.
"Engkau ini dipukuli sedemikian rupa apakah engkau merasakan sakit sedikit?" tanya orang-orang di sekitarnya.
"Aku tidak merasakan apapun, tapi mengapa aku kok dipukuli?" tanya si pemuda balik.
"Engkau baru saja dirasuki oleh setan, tetapi setan itu telah berhasil diusir oleh ulama itu," jelas orang-orang di sekitarnya.
Setan ini memang mengakui bahwa mereka sangat takut dengan ayat kursi. Pengakuan ini pernah dikatakannya di hadapan sahabat yang menunggu kurma.
Rasulullah SAW membenarkan pengakuan setan itu. Akan tetapi, Rasul SAW menegaskan bahwa setan itu tetaplah makhluk yang pendusta.
(Masih ingat kan postingan tentang kisah pencurian bahan makanan pokok yang dilakukan oleh setan).
Berikut Ayat Kursi yang dimaksud:
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya:
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya . Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar."
(QS. Al-Baqarah: 255).
Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
Surat Al-Mu'minun ayat 115.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
Artinya:
"Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?"
(QS. Al-Mu'minun: 115).
Kedua ayat tersebut terkenal sebagai ayat untuk mengusir setan yang merasuki manusia.
Label:
artikel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment